Blogger templates

Pages

Senin, 31 Maret 2014

MAKALAH TEHNIK PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH PADA PENYUSUNAN SKRIPSI

TEHNIK PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH
PADA PENYUSUNAN SKRIPSI



 PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Membuat laporan penelitian pada umumnya harus mengikuti prosedur dan tata cara yang sudah disepakati secara ilmiah agar mudah dipahami oleh pihak lain. Ada berbagai jenis laporan penelitian, mulai dari yang paling sederhana, singkat sampai ke dalam bentuknya yang sangat kompleks. Walaupun terdapat variasi yang berbeda dalam penentuan isi laporan, namun secara garis besar isi laporan mencakup sekurang – kurangnya lima hal yaitu :
1.      Pendahuluan
2.      Kajian teori
3.      Metodologi penelitian
4.      Hasil penelitian dan pembahasan
5.      Kesimpulan dan saran
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa salah satu bagian dari laporan penelitian adalah pendahuluan dimana pendahuluan merupakan bagian awal dari isi laporan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan hasil penelitian. Adapun yang terjadi pada peneliti saat penulisan latar belakang masalah ialah penulisan latar belakang masalah yang diawali dengan kalimat-kalimat absurd, melambung setinggi tower dan tidak substansial pada inti yang akan dikemukakan. Akhirnya mengaburkan pemaknaan sebenarnya dari suatu yang melatar belakangi penelitian itu dilakukan. Permasalahan yang akan diteliti tentunya memiliki historis kenapa diadakan penelitian, apa perlunya dan apa yang menarik untuk diteliti, yang tentunya sangat penting untuk dimasukkan kedalam latar belakang penelitian namun terkadang diabaikan.
 
Untuk itu kami selaku penulis akan membahas lebih dalam mengenai Teknik Perumusan Latar Belakang Masalah” dalam makalah yang kami buat ini. Sehingga dapat menjadi pedoman kami dalam menuliskan laporan penelitian di waktu yang akan datang .


A.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, adapun masalah yang dirumuskan
penulis sebagai berikut :
1.      Apa tujuan penjabaran latar belakang masalah?
2.      Apa sajakah yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah ?
B.       Tujuan penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah  di atas, adapun tujuan penulisan yang dapat kami rumuskan saebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tujuan penjabaran latar belakang masalah.
2.      Untuk mengetahui apa sajakah yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah.
C.        Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yang diharapkan penulis sebagai berikut :
Kepada seluruh lapisan masyarakat terkhusus bagi mahasiswa, guru dan seluruh peneliti pemula agar dapat menjadikan makalah ini sebagai pedoman untuk merumuskan latar belakang makalah yang baik dan benar.


PEMBAHASAN

A.  Perumusan Latar Belakang Masalah
Riduwan (2004:3) mengatakan bahwa ”Pembahasan dalam latar belakang masalah bermaksud menjelaskan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan kepentingan tertentu.”
Adapun yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah menurut Riduwan (2004) adalah :
1)      Apa yang membuat peneliti merasa resah dan gelisah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti
2)      Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala – gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan
3)      Ada baiknnya kalau diutarakan kerugian – kerugian yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan – keuntunga apa saja yang kiranya diperoleh, apabila masalah tersebut diteliti
4)      Uraikan secara jelas tentang kedudukan masalah yang hendak diteliti itu dalam wilayah bidang studi yang ditekuni oleh peneliti yang bersangkutan
5)      Keadaan atau data faktual yang menarik perhatian penulis untuk diteliti sehingga dari uraian fakta – faktra aktual yang terjadi bisa dilihat permasalahannya secara jelas
Adapun menurut Etta mamang

Riduwan (2004:3) mengatakan bahwa ”Untuk mampu merumuskan latar belakang masalah secara runtut, jelas dan tajam, maka peneliti (guru) dituntut untuk mampu membaca dan memaknakan gejala – gejala yang muncul dalam ilmu yang ditekuninya. Untuk itu pengetahuan peneliti (guru) yang luas dan terpadu mengenai teori – teori dan hasil penelitian terdahulu yang terkait merupakan syarat mutlak. Ini merupakan alasan lain mengapa penelaahan terhadap jurnal – jurnal hasil peneletian terdahulu yang terkait harus sejak awal dilakukan.”
Dalam menyajikan fakta atau keadaan, Riduwan (2004) mengemukakan bahwa penulis bisa menyajikan data dalam bentuk :
1)      Tabel
2)      Angka persentase
3)      Narasi biasa
Menurut Riduwan (2004) Fakta – fakta yang ditampilkan sebaiknya mewakili komunitas atau kelompok populasi yang hendak diteliti untuk lebih menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
Jadi, dalam latar belakang penelitian ini, peneliti (guru) harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah tersebut, peneliti harus dapat menunjukkan dan membuktikan adanya suatu penyimpangan dan menuliskan mengapa masalah tersebut perlu diteliti.
B.   Menyusun Latar Belakang Masalah
Menurut Hamid Darmadi (2012: 90) penyusunan latar belakang masalah penelitian, sebagai berikut :
a.       Untuk dapat memberikan alasan dengan tepat mengapa permasalahan yang sudah ditentukan memang merupakan permasalahan yang memenuhi kriteria penilaian permasalahan atau judul penelitian, peneliti seyogyanya menguasai permasalahan, mencari sumber – sumber yang berupa surat – surat keputusan, pedoman, laporan kegiatan, dan sebagainya.
b.      Untuk memperbanyak pengetahuan agar dapat melakukan identifikasi masalah sebanyak – banyaknya, (calon) peneliti harus banyak membaca buku – buku teori dan laporan hasil penelitian sebelumnya. 
c.  Untuk memperbanyak bahan dukungan bagi peneliti agar dapat memelih dan merumuskan hipotesis dengantepat, maka ia harus banyak mengkaji bahan-bahan yang mengandung teori serta jurnal-jurnal yang memuat hasil laporan penelitan

d. Agar pekerjaan peneliti dapat efektif, kajian untuk persiapan identifikasi masalah dan penentuan hipotesis lebih baik dilakukan bersama-sama. Dengan cara ini peneliti diharapakan bahwa ia dapat memilih dengan tepat problematika yang diajukan dalam penelitiannya, karena sekaligus dapat dipikirkan bagaimana kemungkinan peneliti dapat menghimpun bahan dukungan.
            Menurut Etta mamang sangadji dan Sopiah (2010 : 66) dalam suatu penelitian ilmiah, proses lahirnya suatu masalah tersaji secara formal dalam bentuk uraian latar belakang masalah. Melalui latar belakang masalah, pengalaman tentang permasalahan penelitian yang sedang dihadapi dapat menjadi lebih utuh. Alasannya adalah suatu latar belakang masalah yang baiknya umumnya mengungkapkan paling tidak empat hal, yaitu :
1.      Mengungkapkan isu-isu (issues)
Isu ada dalam latar belakang masalah mengingat isu merupakan hal yang mengganjal tentang sesuatu hingga memerlukan penyelesaian. Isu bisa merupakan gejala, fenomena, atau komentar yang sedang ramai saat ini. Isu berperan sebagai masalah yang pokok dan segera memerlukan penyelesaian. Perlu diingat bahwa isu berbeda dengan gosip. Hal ini yang perlu diingat bahwa sepanjang pernyataan tentang masalah masih bisa dibantah, maka tidak bisa dikatakan isu.
2.      Mengungkapkan fakta-fakta (exiting information) 
     Selain isu, dalam latar belakang masalah biasa diuraikan pula fakta-fakta yang memperkuat is. Maksudnya, ada keyakinan bahwa isu yang diangkat tidaklah dibuat-buat, melainkan nyata adanya. Fakta-fakta yang dimaksud umumnya tentang data berupa angka, data-data kualitatif, dan lain-lain. Sumber fakta pun terkadang disebutkan, misalnya dari suatu media massa, jurnal, laporan sebuah instansi, atau hasil penelitian sebelumnya. Peneliti hendaknya memperhatikan pula keaktualan fakta-fakta yang dikemukakan
3.   Mengungkapkan nilai guna untuk apa masalah dipecahkan (need)
Setelah isu diungkapkan dan disertai oleh fakta yang menguatkan, ada baiknyapeneliti pun menguraikan kebutuhan penelitian, yaitu untuk apa masalah yang dipecahkan melalui penelitiannya. Suatu penelitian memiliki arti lebih apabila hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Sebagai contoh, suatu penelitian yang menyangkut isu tentang masalah kesulitan mengajarkan penyelesaian soal-soal tipe pemecahan masalah matematika, hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan bagi guru matematika dalam memberikan pembelajaran matematika, khususnya dalam mengajarkan penyelesaian soal-soal tipe pemecahan masalah.
4. Memiliki tingkat kesukaran berkenaan dengan pemecahan masalahnya atau masih langka/jarang orang meneliti masalah itu (difficult)
Hal lain yang sering disertakan dalam latar belakang masalah adalah difficult masalah yang akan diteliti. Maksudnya, selain menarik, penelitian yang meneliti masalah pun masih langka/jarang. Jadi, jika masalah diteliti maka menjadi masukan berharga bagi siapapun.
C.  Contoh – Contoh Latar Belakang Masalah
Kasmadi, dkk (2013) mengemukakan bahwa apabila masalah yang diteliti mengenai penyebab jeleknya hasil belajar Bahasa Jepang, maka peneliti tidak perlu membincangkan negara jepang  di kancah percaturan politik dunia, atau besarnya perhatian UNESCO terhadap kesetaraan penggunaan bahasa tersebut ditingkat internasional. Cukuplah menjelaskan mengenai kondisi belajar di sekolah, peran dan kontribusi perpustakaan sekolah terhadap belajar, laboratorium bahasa dan masalahnya. Selanjutnya dikaji hubungan serta hambatan apa yang melanda para siswa dalam belajar bahasa jepang sehingga memerlukan pengkajian lebih lanjut.
Kasus berikut, umpamanya seorang peneliti memilih judul yang berhubungan dengan masalah buruknya prestasi belajar PPKN di sebuah sekolah.
Untuk menulis latar belakang, maka peneliti tidak perlu ikut panik dengan menyampaikan indeks Pembangunan Manusia Indonesia masih dibawah vietnam, pengaruh intervensi global, permasalahan makro pendidikan nasional, dan sejumlah kelemahan lainnya. Cukuplah menjelaskan mengenai karakteristik pembelajaran disekolah, karakteristik siswa, kepribadian siswa yang mudah dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan luar, terbentuknya sikap individualitas, dan banyak lagi kondisi riil yang bisa disampaikan.
Inti penulisan latar belakang masalah, tidak jauh dari harapan ideal dan data faktual. Idealnya berharga A, namun secara fakta bernilai kalimat yang bersifat umum, sederhana, dan mudah dimengerti. Jelaskan mengenai kondisi didalam kelas, maupun diluar kelas. Misalnya, pentingnya mengenal bahasa jepang dalam eskalasi penggunaan yang lebih khusus. Faktor apa saja yang memengaruhi hasil belajar, kemudian dikaji pula faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar bahsa jepang dilihat dari banyak kemungkinan. Demikian pun pelajaran PPKN, pelajaran yang digadang-gadang. Sebagai cikal penanaman cinta tanah air. Adakah kontribusi peran orang tua terhadap hasil belajar dilihat dari aspek pendidikan nasional di lingkungan rumah? Atau sudut pandang belajar secara ideal dilihat dari karakteristik dan harapan siswa.
Kurang tajamnya uraian latar belakang masalah sering menjadi sorotan tim penguji ketika sidang skripsi, tesis, atau disertai. Sumber data atau sumber penyebab penelitian yang tidak jelas menjadikan ruh penelitian menjadi hambar, dan kurang pas.
Contoh kecil menulis latar belakang:
Umumnya pembelajaran di dalam kelas berlangsung sangat kaku, dan ketat. Padahal siswa mengharapkan belajar yang humanis. Sebab jiwa mereka mengetahui, dengan cara-cara menyenangkan akan menyeimbangkan otak kanan dan kiri. Dengan jiwa yang senang, maka belajar berlangsung tanpa tekanan. Bahkan, ide dan gagasan belajar beriringan membentuk kreativitas masing-masing siswa. Idealnya hasil belajar siswa secara operasional memenuhi standar penilaian KKM untuk pelajaran adaptif yakni 70. Jika hasil belajar terukur secara efektif-
efisien serta pembelajaran menarik dan menyenangkan bagi siswa, maka kondisi belajar dan pengelolaan belajar sudah dipastikan berjalan baik.
Suatu alasanmengapa banyak orang terbatas dalam mencapai  tujuan belajar?. Dan seterusnya...
Selanjutnya sampaikan data yang mendukung penelitiandan pertajam fakta hasil belajar beberapa tahun pelajaran ke belakang hinggapeneliti menemukan substansi dari latar belakang masalah sebenarnya dan bermaksud mengadakan penelitian lebih lanjut.
Contoh lain penulisan latar belakang adalah sebagai berikut :
Dalam keseluruhan upaya pendidikan, PBM (Proses Belajar Mengajar) merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 3 Tahun 2003, yaitu :
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab.
Tercapainya tujuan pendidikan diatas, akan ditentukan oleh berbagai unsure yang menunjangnya. Makmun (1996:3-4) menyatakan tentang unsure – unsure yang terdapat dalam PBM yaitu :
(1)              Siswa, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar. (2) tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar mengajar. (3) guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar.
Dari uraian diatas, tampaklah dua posisi subyek, guru sabagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak belajar. Hal ini mengimplikasikan bahwa PBM merupakan suattu proses interaksi antara guru dan siswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat mendidik dalam rangka pencapaian tujuan (Surakhmad, 1994:54).
Guru sebagai salah satu unsur dalam PBM memiliki multi peran, tidak terbatas hanya sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge tetapi
juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi, mengambangkan alternative, dan memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tudak hanya dituntut untuk mengusai ilmu yang akan diajarkan dan memilki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun guru juga dituntut untuk menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa (Pakpahan, 2002:2)
Mengapa guru harus menjadi pribadi teladan bagi siswa? Karena kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap perilaku siswa (Hamalik, 2000:34). Perilaku yang terpengaruh itu antara lain : kebiasaan belajar, disiplin, hasrat belajar, dan motivasi belajar. Yang dimaksud dengan kepribadian disini meliputi pengetahuan, keterampilan sikap. Kepribadian yang ditampilkan guru dalam PBM akan selalau dilihat, diamati, dan dinilai oleh siswa sehingga timbul dalam diri siswa persepsi tertentu tentang kepribadian guru.
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru. Mengenai pentingnya kepribadian guru, Zakiah Darajat (Syah, 1995:226) mengemukakan :
Kepribadian itulah yang akan menentukan yang akan menentukan apakah ia akan menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolahdasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah)
 Dengan demikian, guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa, termsuk dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Semua ini tidak terlepas dari bagaimana guru menampilkan kemampuan kepribadiannya dalam PBM. Inilah yang disebut peran guru sebagai motivator oleh Makmun (1996:30). Perilaku guru dalam mengajar secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa baik yang sifatnya positif maupun negative (Surya, 1996:65). Artinya jika kepribadian yang ditampilkan guru dalam mengajar sesuai dengan harapan siswa, maka siswa akan termotivasi untuk belajar dengan baik. Namun kenyataan

menunjukkan, seringkali kepribadian yang ditampilkan guru dalam PBM kurang membangun motivasi belajar siswa.
Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah ditandai oleh bentuk tingkah laku sebagai berikut : (1) kelesuan dan ketidakberdayaan, (2) penghindaran atau pelarian diri, (3) pertentangan, (4) kompensasi (Syaodih, 1980:59). Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan motivasi belajar menunjukkan bahwa masih dijumpai siswa yang menunjukkan perilaku sebagai berikut : (1) membolos, dating terlambat, tidak mengerjakan PR, dan tidak teratur dalam belajar, (2) menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti menentang, acuh tak acuh, berpura – pura, (3) lambat dalam melaksanakan tugas – tugas kegiatan belajar, dan (4) menujukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, pemarah, mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira, dalam menghadapi situasi tertentu. Menurut Natawidjaja (1988:22) keempat gejala yang ditunjukkan tersebut mengisyaratkan adanya kesulitan belajar pada diri siswa. Kesulitan belajar tersebut diduga berkaitan erat dengan motivasi belajar yang dimilikinya.
Apabila kenyataan diatas, diabaikan dan dibiarkan terus – menerus, maka sangat mungkin PBM di SMK tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan nasional tidak akan terwujud, maka dipandang perlu untuk meneliti begaimana hubungan antara sifat (kepribadian guru) yang dirasakan ssiswa dalam PBM dengan motivasi belajarnya, dengan judul “Hungungan antara sifat (kepribadian guru) dengan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar di SMK Negeri 3 Surabaya”


PENUTUP



A.  Kesimpulan
Dari pembahasan menganai teknik perumusan latar belakang diatas maka, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembutan latar belakang masalah adalah untuk menjelaskan masalah yang diteliti itu penting dilihat. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Untuk itu dalam latar belakang masalah hendaknya disajikan apa-apa yang membuat peneliti merasa resah dan gelisah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti, sebaiknya dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala – gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan, selain itu ada baiknnya kalau diutarakan kerugian – kerugian yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan – keuntunga apa saja yang kiranya diperoleh, apabila masalah tersebut diteliti, yang perlu diingat juga adalah uraikan secara jelas tentang kedudukan masalah yang hendak diteliti itu dalam wilayah bidang studi yang ditekuni oleh peneliti yang bersangkutan, tak lupa tuliskan keadaan atau data faktual yang menarik perhatian penulis untuk diteliti sehingga dari uraian fakta – faktra aktual yang terjadi bisa dilihat permasalahannya secara jelas. Pembutan latar belakang masalah juga harus secara runtut, jelas dan tajam sehingga maksud yang ingin disampaikan dalam latar belakang masalah tersampaikan dengan baik.
B.   Saran
Adapun implikasi dari kesimpulan dan pembahasan yang ada, penulis dapat memberikan sarankepada seluruh lapisan masyarakat yang bergelut dibidang penelitian terkhusus bagi mahasiswa, guru dan seluruh peneliti pemula agar terus menambah pengetahuan mereka mengenai perumusan masalah yang tepat, jelas dan tajam guna membantu mereka dalam membuat laporan penelitian yang benar.



DAFTAR PUSTAKA

Kasmadi, dkk. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.
Riduwan. 2004.Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, Dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.
Darmadi, Hamid.2012. Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta
Sangadji, Etta mamng dkk. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Andi Offset


Tidak ada komentar:

Posting Komentar