KATA PENGANTAR
Teriring do’a dan restu atas kehadirat allah
swt dan kruniannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun masih
memiliki banyak kekurangan. Sesungguhnya maha besar allah dengan segala
kesempurnaanya. Maha suci allah yang telah mengutus seorang rasul yang guna menyempurnakan akhlakul karimah.
Oleh itu shalawat dan salam atas junjungan nabi
besar Muhammad SAW kami kirimkan diaman beliau telah menyeru kepada yang merasa
ummat beliau untuk menuntut ilmu. Beliau juga merupakan revolusioner sejati,
dimana beliau merubah peradaban yang penuh dengan kejahiliaan menuju peradabaan
yang mahiriah,diantaranya menuntut ilmu.
’Tiada gading yang tak retak”, begitulah kata pepatah yang mengungkapkan
bahwa di dalam makalah inipun mungkin ada hal-hal yang perlu direvisi atau
diperbaiki. Sekiranya terdapat kekurangan, diharapkan para pembaca untuk
memberikan saran yang bersifat membangun untuk kelangsungan penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Makassar,
April 2014
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI i
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan masalah ................................................................ 2
C. Tujuan 2
D. Metodologi Penulisan ............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Populasi 3
B. Sampel 8
C. Teknik
Sampling.................................................................... 11
D. Menentukan Ukuran Sampel..................................................
15
BAB III
KESIMPULAN .......................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA 18
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang
bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi
bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk
mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu
informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah
yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang
sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian
bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam
penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan,
akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat
menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan.
Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan
rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
informasi yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam
langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian.
Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai
kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi
sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati
dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai
populasi dan sampel.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan populasi
dan jenis-jenisnya?
2.
Apakah yang dimaksud dengan sampel?
3.
Apakah yang dimaksud dengan teknik
sampling?
4.
Bagamaimanakah cara untuk menentukan
ukuran sampel?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1.
Menguraikan
pengertian populasi dan jenis-jenisnya
2.
Menguraikan
pengertian sampel
3.
Memaparkan
teknik sampling
4.
Menjelaskan
cara untuk menentukan ukuran sampel
D. Metodologi Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode
kepustakaan, yakni
mendapatkan sumber informasi yang berasal dari
media cetak berupa buku.
II.
PEMBAHASAN
A. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:
117). Menurut Nazir (1983:327)
mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau
bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa
populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di
dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek
penelitian.
Dari
beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Kaitannya
dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini :
1.
Populasi
teoritis (Theoritical
Population),
yakni sejumlah populasi yang
2.
batas-batasnya
di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi
populasi yang lebih luas, maka di tetapkan terdiri dari guru; berumur 25 tahun
sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
3.
Populasi
yang tersedia (Accessible
population),
yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas.
Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki
karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.
Bedasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan
menjadi populasi homogen dan populasi yaitu :
1. homogeny
adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif.
2.
Populasi
heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas – batasnya, baik secara
kualiatif maupun kuantitatif.
B.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif
(mewakili).
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan
dengan mempergunakan sampel beikut ini:
1.
Ukuran
populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga)
berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui
dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data
dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga)
yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah
dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
2.
Masalah
biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari
banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka
semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih bila objek itu tersebar
diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk
mengurangi biaya.
3.
Masalah
waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang
lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila
waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka
penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4.
Percobaan
yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan
pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak
mungkin mengeluarkan
semua darah dari tubuh seseorang pasien yang
akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk
diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5.
Masalah
ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar
kesimpulan cukup dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan
analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar.
Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian
dalam suatu penelitian.
6.
Masalah
ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh
seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan
biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus
dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari Nawawi,1923:
146-148).
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya
sample tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu
ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil. suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan
homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah
sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya,jika keadaan populasi
heterogen, maka pertimbangan pengambilan sample harus memperhatikan hal :
1.
Harus
diselidiki kategori-kategori heterogenitas.
2.
Besarnya
populasi dalam tiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu
dikejar seberapa jauh dapat diusah1akan. Satu hal yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang
terlalu banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than
undersampling).
Menurut Narbuko & Abu (2013: 108) Petunjuk
- petunjuk untuk mengambil sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang penting
disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah generalisasi,
selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di
sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang diselidiki hanya satu kelas
saja, jangan diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk
sekolah-sekolah lain”.
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas
populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang
sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya
valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah
ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan
batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan terjadi
kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian
sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk
mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui
bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus
penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan
organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor
kelurahan, dan sebagainnya.
Meskipun
demikian, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan
validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data
tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun
1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada
tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai
berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk
sebuah
penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5. Menetapkan teknik sampling
Dalam
masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak
mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan
sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah
pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah
satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh
populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata
orang indonesia hanya diambil sample
yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny
akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.
Keuntungan menggunakan sampel yaitu
1.
Memdahkan
peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan enggunakan
populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati.
2.
Penelitian
lebih efesien ( dalam arti menghemat uang, waktu dan tenaga).
3.
Lebih
teliti dan cermat dalam pengumpulan data artinya jia subjeknya banyak dikhawtirkan
adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami
oleh staf bagian pengumpulan dat mengalami kelelahan sehingga pencatatan data
tidak akurat.
4. Peneitian lebih efektif, jika penelitian
bersifat destruktif(merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bias
dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bias digunakan untuk
menjaring populasi yang jumlahnya banyak.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis
teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
1. Random sampling adalah cara pengambilan sampel
yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya
ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut
mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang
dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen
populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima
elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah
peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya
kemungkinannya 0 (nol).
a)
Simple
Random Sampling atau
Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
b)
Proportionate
Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang
mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat
beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam
populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian
tiap strata diwakili sampel penelitian.
c)
Disproportionate
Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah
sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai
dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90
orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat
orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu
kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d) Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak
terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster.
Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota.
Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi
pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
2.
Nonprobability/Nonrandom
Sampling atau
Sampel Tidak Acak
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberipeluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen
populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
disebabkan karena kebetulan atau karena faktor
lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini
meliputi samling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan
snowball.
a) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan
sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan.
c) Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d) Sampling Purporsive
Sampling purporsive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
e) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f)
Sampling
Snowball
Sampling Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.
D. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan
ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama
dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan
hasil penelelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada
kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut
yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono,
2013:126).
Roscoe 1975 (Sugiyono:2013) memberikan acuan
umum untuk menentukan ukuran sampel:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500
adalah tepat untuk kebayakan penelitian
2.
Jika
sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),
ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3.
Dalam
penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4.
Untuk
Penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen
5.
yang
ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara
10 sampai dengan 20
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel
antara lain=
1. Rumus Slovin
n =
n= sampel: N = populasi: d= nilai presisi
95% atau sig= 0.05
2.
Tabel Issac dan
Michael
s =
dengan dk = 1, taraf kesalahan
bisa 1%, 5%, 10%.
P=Q=
0,5.
D=
0,05.
S= jumlah sampel
III
ENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
a.
Populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan.
b.
Jenis-jenis populasi: populasi umum dan
populasi target
c.
Sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d.
Adapun
alasan penelitian menggunakan sampel adalah:
Ukuran populasi, Masalah biaya, Masalah waktu,
Percobaan yang sifatnya merusak,mMasalah ketelitian,dan Masalah ekonomis
e.
Teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
f.
Teknik-teknik
yang di gunakan dalam pengambilan sampel
1.
Probability/Random
Sampling
2.
Nonprobability/Nonrandom
Sampling atau Sampel Tidak Acak
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2009. BelajarMudah Penelitian. Bandung: Alfabeta
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
Dedy. 2012. Makalah Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan
sampel\makalah-populasi-dan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014
Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi yogyakarta
Sholihi, Ribbi. 2013. Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan
sampel\makalah-populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 10 April 2014
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Mkasih Infonya, sangat bermanfaat
BalasHapusMakasih
BalasHapusGood
BalasHapus